Sebuah ruangan di sudut bangunan sebuah pesantren yatim dan dhuafa di Sidokarto, Godean menjadi saksi bisu sebuah acara inspiratif yang disaksikan siswa-siswi SMPIT Abu Bakar Fullday School secara daring. Rumah Sajada, demikian nama yang diberikan oleh founder Rumah Sajada, Ustaz Muhammad Fatan Ariful Ulum, S.Psi. yang juga menjadi narasumber kegiatan ini kemarin (5/6/2021).
Ustaz Fatan Fantastik, nama pena Ustaz Fatan yang terkenal di kalangan pelajar Jogja era 2000-an itu adalah penulis buku “Bikin Belajar Selezat Cokelat” yang laris manis saat itu. Buku yang ditulis dengan bahasa gaul, bahasa ngobrol ini menjadi hadiah untuk penanya di acara yang diselenggarakan Tim Al Quran tersebut. Penanya yang beruntung adalah Joviant Aurizha, siswa kelas 8A yang bertanya tentang kiat-kiat belajar yang efektif, terlebih di masa pandemi saat ini.
Dengan sigap Ustaz Fatan menyampaikan tips belajar di waktu-waktu yang potensial untuk belajar, di antaranya adalah ketika sepertiga malam, setelah subuh, waktu duha dan setelah magrib untuk murajaah ilmu. Waktu belajar sebelum subuh menjadi pilihan banyak ulama dan orang-orang besar. Di awali dengan bangun pada sepertiga malam, kemudian mandi, solat tahajud, tilawah sebentar kemudian belajar hingga waktu subuh.
Setelah solat subuh tidak dibolehkan tidur. Jika sangat mengantuk, bisa tidur setelah waktu syuruk. Kemudian dilanjutkan belajar di waktu duha dan setelah magrib untuk mengulang apa yang sudah dipelajari. Dijelaskan oleh Ustaz Fatan bahwa sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Muzammil, bahwa orang-orang yang rajin solat malam akan mendapatkan keutamaan diantaranya; perkataannya akan membekas di benak orang lain, misalnya ketika memberi nasihat atau berbagi ilmu. Kemudian kedudukannya akan mulia dan diberi kekuasaan untuk menolong kebenaran.
Selain waktu-waktu yang potensial untuk belajar, kiat-kiat yang tak kalah penting adalah; meluruskan niat dengan niat yang sungguh-sungguh, memiliki cita-cita yang tinggi melampaui keinginan dunia, memahami manfaat memiliki ilmu, mendekati sumber-sumber ilmu, ambisi yang tinggi untuk meraih kemuliaan dan memiliki jiwa yang sehat untuk menikmati belajar sebagaimana menikmati menghirup oksigen.
Dengan kiat-kiat itulah maka belajar tak lagi membosankan, karena kita memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dan mengetahui menfaat serta keuntungan memiliki ilmu. Jika malas belajar akan berhadapan dengan kebodohan yang berkepanjangan. Selamat menikmati belajar, semoga sukses mencapi puncak pemuda muslim yang qurani. (*)