Setelah kita melalui asyiknya bulan rajab. Tibalah kita bertemu dengan sya’ban. Satu bulan sebelum Ramadan. Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam mengingatkan kita agar semakin giat beribadah kepada Allah. Karena bulan ini termasuk bulan yang sering dilalaikan manusia. Tak jarang, kita mendengar banyak orang secara spontan (uhuuyy)mengatakan, “ga kerasa ya udah puasa (Ramadan)” atau “tiba tiba Ramadan tiba-tiba Ramadan …” (bukan lagu opick).
“Bulan Sya’ban adalah bulan dimana manusia mulai lalai yaitu diantara Rajab dan Ramadan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah. Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An-Nasai)
Bisa jadi ini terjadi, karena kita terlalu focus mempersiapkan Ramadan di bulan rajab sampai lupa bahwa sya’ban adalah bulan dimana amalan-amalan kita diangkat. Oleh karena itu, coba deh kita introspeksi diri. Bagaimana amalan-amalan kita selama ini. Sudahkah kita shalat tepat waktu plus berjama’ah? Atau jangan-jangan selama ini kita sering menunda-nunda dengan berbagai macam alasan. Yang sibuklah, capek lah, maleslah, nanggunglah dan sebagainya.
Atau coba cek amalan-amalan yang lain. Mulai dari shaum Sunnah, shalat malam atau birul walidain (berbakti kepada orang tua). Mungkin saja diantara kita pernah menyakiti hati orang tua yang selama ini membesarkan kita. Ketika dimintai tolong melaksanakan dengan malas-malasan atau bahkan menolaknya dengan cara membentak. Na’udzubillahhimin dzalik. Semoga kita bukan salah satu pelakunya. Kalaupun ada, segera yuk bertaubat dengan cara meminta maaf kepada orang tua kita. Sekaya apapun kita kelak, tidak mungkin membayar kasih saya orang tua kita selama membesarkan kita.
Teman-teman, jalan menuju surga itu tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus kita hadapi. Dan harus pula kita menangkan. Mengawali pagi sedini mungkin untuk qiyamul lail, melangkahkan kaki menuju masjid dan menyibukkan diri dengan amal-amal shalih. Jika dasarnya cinta Allah, segalanya akan berjalan mudah dan ringan melakukannya.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri” (QS. Al-Isra’: 7)
Lalu apa sih keutamaan di bulan Sya’ban? Adakah amalan-amalan khusus dibulan Sya’ban?
1. Perbanyak Puasa
“Aku tidak pernah sama sekali melihat rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban (HR. Bukhari No., 1969 dan Muslim, no. 1156)
Para ulama menjelaskan bahwa puasa di bulan Sya’ban meskipun dia hanya puasa sunnah, berperan penting untuk menutupi kekurangan puasa wajib di bulan Ramadan. Seperti shalat fardhu yang memiliki shalat sunnah rawatib, yaitu qabliyah dan ba’diyah. Shalat-shalat tersebut bisa menutupi kekurangan shalat fardhu yang dikerjakan. Sama halnya dengan puasa Ramadan, dia memiliki puasa sunnah di bulan Sya’ban dan puasa sunnah enam hari di bulan Syawwal. Orang yang memulai puasa di bulan Sya’ban insya Allah tidak terlalu kesusahan menghadapi bulan Ramadan.
2. Membayar Hutang Puasa
“Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidaklah bisa membayar hutang puasa tersebut kecuali pada bulan Sya’ban,” (HR. Bukhari, No. 1950 dan Muslim, No. 1146)
Sedangkan larangan berpuasa pada pertengahan Sya’ban tidaklah termasuk puasa ganti. Larangan ini bagi orang yang mengkhususkan puasa dibulan sya’ban satu atau dua hari sebelum Ramadan. Namun tidak berlaku bagi yang sudah terbiasa puasa sunah seperti senin-kamis atau puasa Daud. Puasa ganti tetap harus dilaksanakan sebelum masuk bulan Ramadan karena puasa Ramadan merupakan kewajiban dan perkara pasti dalam Islam. Sebagaimana Firman Allah SWT,
“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 184)
3. Memperbanyak Membaca Al-Qur’an
Salamah bin Kahlil berkata, “Dahulu bulan Sya’ban disebut pula dengan bulan para qurra’ (Pembaca Alqur’an)
‘Amr bin Qais rahimahullah apabila beliau memasuki bulan Sya’ban beliau menutup tokonya dan mengosongkan dirinya untuk membaca Al-Qur’an. Terbiasa banyak membaca al-Qur’an di bulan Sya’ban akan memudahkan kita membaca lebih banyak dibulan Ramadan.
Itulah persiapan-persiapan yang bisa kita lakukan dalam menghadapi bulan Ramadan. Semoga pertemuan kita dibulan Ramadan ini menambah kualitas ibadah kita dibulan-bulan yang akan datang dan semakin mendekatkan diri kepada Allah untuk meraih ridho-Nya. Aamiin. (AG)